Sabtu, 18 Desember 2010

 
Konsep Terapi Lansia Di PSTW
  1. Tujuan khusus yankes di panti werdha :
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia di panti agar mereka dapat hidup layak, serta memudahkan memberi arahan bagi petugas dalam memberikan pelayanan sosial, kesehatan, dan perawatan lansia di panti werdha

  1. Tujuan umum :
  1. Terpenuhinya kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual
  2. Memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktivitas lansia
  3. Terwujudnya kesejahteraan sosial lansia yang diliputi rasa tenang, tentram, bahagia, dan memndekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
  4. Meningkatnya kesadaran dan kemampuan lansia khususnya di panti dalam memelihara kesehatan diri sendiri
  5. Meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat dalam upaya pemeliharaan kesehatan lansia di panti

  1. Sasaran yankes di PSTW
Sasaran umum pelayanan :
  1. Pengelola dan petugas penghuni panti
  2. Keluarga lansia
  3. Masyarakat luas
  4. Instansi dan organisasi terkait
Sasaran khusus : Lansia penghuni panti

  1. Kegiatan :
Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui upaya promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitatif.
  1. Upaya promotif
Upaya untuk menggairahkan semangat hidup dan meningkatkan derajat kesehatan lansia agar tetap berguna bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat. Dapat berupa penyuluhan, demonstrasi, pelatihan bagi petugas panti mengenai hal berikut ::
  1. Masalah gizi dan diet
  2. Perawatan dasar kesehatan
  3. Keperawatan khusus darurat
  4. Mengenal kasus gangguan jiwa
  5. Olahraga
  6. Tekhnik berkomunikasi
  7. Bimbingan rohani
  1. Upaya prefentif
Upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan dan komplikasi, upaya tersebut dapat berupa :
  1. Pemeriksaan berkala yang dapat dilakukan di panti oleh petugas kesehatan yang datang ke panti secara periodik atau di puskesmas dengan menggunakan KMS lansia
  2. Penjaringan penyakit pada lansia, baik oleh petugas kesehatan di puskesmas maupun petugas panti yang telah terlatih dalam pemeliharaan kesehatan lansia
  3. Pemantauan kesehatan oleh dirinya sendiri dengan bantuan petugas panti yang menggunakan buku catatan pribadi
  4. Melakukan olahraga secara teratur, mengelola diet, meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan kegemarannya, melakukan orientasi realit
  5. Mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap waktu, tempat, dan orang secara optimal
  1. Upaya kuratif
Upaya pengobatan bagi lansia oleh petugas kesehatan atau petugas panti terlatih sesuai kebutuhan, upaya tersebut dapat berupa :
  1. Pelayanan kesehatan dasar di panti werdha oleh petugas kesehatan atau petugas panti yang telah dilatih
  2. Pengobatan jalan di puskesmas
  3. Perawatan dietetik
  4. Perawatan kesehatan jiwa
  5. Perawatan kesehatan gigi dan mulut
  6. Perawatan kesehatan mata
  7. Perawatan kesehatan melalui kegiatan puskesmas
  8. Rujukan ke rumah sakit, dokter spesialis, atau ahli kesehatan yang diperlukan
  1. Upaya rehabilitatif
Upaya untuk mempertahankan fungsi organ seoptimal mungkin

Sepuluh kebutuhan lansia menurut Darmojo (2001), adalah sebagai berikut :
  1. Makan cukup dan sehat
  2. Pakaian dan kelengkapannya
  3. Perumahan/ tempat tingga/ tempat berteduh
  4. Perawatan dan pengawasan kesehatan
  5. Bantuan tekhnis praktis sehari-hari/ bantuan hukum
  6. Transportasi umum
  7. Kunjungan/ teman bicara/ informasi
  8. Rekreasi dan hiburan sehat lainnya
  9. Rasa aman dan tentram
  10. Bantuan alat panca indra, kesinambungan bantuan dana dan fasilitas

  1. Terapi modalitas :
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi lansia
Tujuannya :
  1. Mengisi waktu luang bagi lansia
  2. Meningkatkan kesehatan lansia
  3. Meningkatkan produktivitas lansia
  4. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia

Jenis kegiatannya :
  1. Psikodrama, tujuannya untuk mengekspresikan perasaan lansia
  2. Terapi aktivitas kelompok (TAK), bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku
  3. Terapi musik, bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga meningkatkan gairah hidup dan dapat mengenang masa lalu
  4. Terapi berkebun, tujuannya untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu luang
  5. Terapi dengan binatang, bertujuan meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari sepinya dengan bermain bersama binatang
  6. Terapi okupasi, bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktifitas dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan
  7. Terapi kognitif, bertujuan agar daya ingat tidak menurun
  8. Life review terapi, tujuannya untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan menceritakan pengalaman hidupnya
  9. Rekreasi, tujuannya untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa bosan, dan melihat pemandangan
  10. Terapi keagamaan, bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan meningkatkan rasa nyaman (pengajian, kebaktian)

  1. Kebutuhan lansia di panti werdha :
  1. Kebutuhan biologis
  1. Makan dan minum
  2. Pakaian
  3. Tempat tinggal
  4. Olahraga
  5. Istirahat tidur
  6. Pertolongan dan pengobatan bila terjadi :
  • Sesak nafas
  • Gangguan bernafas karena batuk
  • Kesulitan bernafas karena tersedak
  • Kekurangan nutrisi
  • Kelebihan gizi atau kegemukan
  • Kesulitan berkemih
  • Buang air kecil tidak lancar
  • Defekasi tidak lancar (sembelit)
  • Buang air besar tidak terkontrol
  1. Mandi atau kebersihan diri
  2. Perawatan kulit
  3. Kebersihan kepala dan rambut
  4. Kebersihan gigi dan mulut
  5. Kebersihan kuku
  6. Kebersihan tempat tidur
  1. Kebutuhan psikologis
  1. Sering marah
  2. Rasa aman dan tenang
  3. Ketergantungan
  4. Sedih dan kecewa
  5. kesepian
  1. Kebutuhan sosial
  1. Aktivitas yang bermanfaat
  2. Kesulitan menyesuaikan diri
  3. Kesulitan berhubungan dengan orang lain
  4. Bersosialisasi dengan sesama lansia
  5. Kunjungan keluarga
  6. Rekreasi atau hiburan (di dalam/ di luar panti)
  7. Mengikuti pendidikan usia ketiga
  8. Tabungan atau simpanan bagi lansia yang berpenghasilan
  1. Kebutuhan spiritual
  1. Bimbingan kerohanian
  2. Akhir hayat yang bermanfaat

Konsep Ketidakmampuan
  1. Pengertian
WHO (1980) mengklasifikasikan gangguan ketidakmampuan menjadi kerusakan, kelumpuhan, dan kecacatan.

Kerusakan, Kelumpuhan, dan Kecacatan
  1. Kerusakan
Banyak kehilangan atau ketidak normalan psikologis, fisiologis, atau struktur anatomi dan fungsi.
  1. Kelumpuhan
Banyak keterbatasan atau kerugian dan kehilangan kemampuan untuk melakukan aktivitas yang bermacam-macam atau di dalam batas kemampuan normal manusia
  1. Kecacatan
Suatu kerugian yang dialami seseorang individu, yang merupakan akibat dari kerusakan atau kelumpuhan sehingga membatasi atau menghalangi pemenuhan peran individu yang normal (bergantung pada usia, jenis kelamin, faktor sosial, dan budaya)

  1. Faktor penyebab ketidakmampuan
Sejumlah kondisi yang kronik merupakan penyebab ketidakmampuan pada lansia, antara lain sebagai berikut :
  • Penyakit Kardiovaskuler
  • Penyakit neurologis
  • Kanker
Faktor lain seperti :
  • Merokok
  • Obesitas
  • Penurunan fungsi muskuloskeletal
  • Ketidakmampuan melaksanakan aktivitas sehari-hari

Konsep Alkoholisme Pada Lansia
  1. Definisi
  • Alkoholisme adalah penyakit primer, kronis dengan faktor-faktor genetik, psikososial dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan dan manifestasinya.
  • Bersifat progresif dan fatal
  • Dicirikan dengan gangguan pengendalian minuman keras, terpaku dengan alkohol, paling sering terjadi penyangkalan
  • Mencakup jatuh atau kecelakaan, ketidakadekuatan nutrisi, masalah-masalah keluarga, termasuk isolasi sosial, dan masalah medis efek samping penggunaan alkohol

  1. Toleransi
Toleransi akan terjadi jika respon seseorang terhadap jumlah alkohol yang sama menurun karena penggunaan yang berulang dan diperlukan jumlah yang lebih besar untuk menghasilkan efek yang sama

  1. Ketergantungan dan gejala putus obat
  • Ketergantungan psikologis
Ketergantungan karena penggunaan sendiri alkohol secara berulang dan berlebihan untuk memperkuat efeknya. Dikonsumsi karena pengaruh pikiran, emosianal, dan aktivitas seseorang sehingga sangat sulit untuk menghentikannya
  • Ketergantungan fisik
Keadaan adaptasi fisiologis terhadap obat, biasanya setelah terjadi toleransi, yang menyebabkan serangkaian karakteristik gejala putus obat (Sindrom Abstinensia). Putus obat pada alkohol dapat dipandang sebagai keadaan hiperekstabilitas yang mewakili fenomena pantulan pada SSP yang terdepresi secara kronis
  • Tanda dan gejala putus alkohol
  1. Ansietas
  2. Anoreksia
  3. Insomnia
  4. Tremor
  5. Iritabilitas
  6. Goncangan internal
  7. Takikardi (120-140 kali per menit) menandakan Delirium Tremens (merupakan gejala putus obat yang paling parah).
Delirium halusinasi, konfusi, disorientasi.
Tremens peningkatan aktifitas saraf otonom tremor, agitasi, takikardi, demam
  1. Kejang grand mal konvulsif

  1. Faktor penyebab
  • Faktor genetik
  • Faktor psikososial
Seperti pengaruh teman sebaya, harapan tentang efek alkohol, pengalaman subjektif dari efek farmakologis alkohol, dan konteks sosial
  • Faktor budaya
Terkait dalam kelompok etnis, agama, dan sosial yang berbeda

  1. Penggunaan alkohol oleh lansia
  1. Awitan dini
  • Lansia yang mengalami masalah alkohol sejak usia dini
  • Karakteristiknya :
  1. Toleransi
  2. Ketergantungan fisik
  3. Gangguan psikososial
  4. Perilaku (isolasi sosial, disorientasi intelektual)
  5. Masalah kesehatan fisik terkait alkohol
  • Gangguan gastrointestinal
  • Masalah kardiovaskuler
  • Gangguan koagulasi
  • Rentang terhadap infeksi
  • Sirosis hati
  1. Awitan lambat
  • Mencakup sepertiga lansia lainnya dengan masalah alkohol, mengkonsumsi alkohol berlebih setelah umur 40 tahun
  • Masalah alkohol lebih sering berkaitan dengan :
  1. Depresi
  2. Berduka
  3. Kesepian
  4. Pensiun
  5. Stres pernikahan
  6. Dan masalah kesehatan lainnya
  • Faktor non spesifik (jatuh, kecelakaan, dan cedera)

  1. Etiologi
  • Faktor psikologis
  1. Dipicu oleh tindakan mencoba mengatasi perubahan hidup yang sangat signifikan dan stresor penyertanya (kurangnya minat untuk mengganti struktur aktivitas, berkurangnya kontrol sosial, tujuan peran kerja)
  2. Hilangnya hubungan (kesepian, kematian orang yang dicintai)
  3. Kesehatan yang buruk (gambaran diri yang negatif, penyakit, gangguan mobilitas, nyeri, keletihan)
  4. Relokasi dari lingkungan dan rumah yang dikenal
  5. Depresi dan pengasingan
  • Mitos, stereotip, dan stigma

  1. Farmakodinamika alkohol
  • Bahan aktif pada minuman keras adalah etil alkohol atau etanol Alkohol termasuk dalam kelas sedatif hipnotik yang aksinya sama dalam depresi SSP Efek awalnya adalah mendepresi sinaps inhibisi pada otak Sehingga menyebabkan eksitasi.
  • Manifestasi disinhibisi jiwa melayang atau euforia
  • Absorpsi dan distribusi
Diabsorpsi dari lambung dan deudenum (20% di lambung, 80% di usus) memasuki aliran darah dengan cepat didistribusikan dan mempengaruhi seluruh sel di dalam tubuh
  • Metabolisme
Tiga sistem enzim berbeda mampu mengoksidasi etanol :
  1. Dehidrogenasi alkohol hati (liver alcohol dehidrogenase = LAD)
Sistem enzim utama yang mampu mengoksidasi etanol. Menggunakan tiga tahap untuk mengoksidasi alkohol :
  • Mengubah alkohol ke dalam asetaldehid Asetaldehid diubah menjadi asetat Asetat mengalami serangkaian reaksi metabolik kompleks Terpecah menjadi karbon dioksida dan air
  • Obat disulfiram (antabuse) menghambat pengubahan asetaldehid menjadi asetat menyebabkan akumulasi asetaldehid yang sangat toksik dalam tubuh efek umumnya kulit memerah, penurunan tekanan darah, peningkatan frekuensi jantung, pusing disertai mual dan muntah
  1. Katalase
  2. Sistem pengoksidasi etanol mikrosomal (microsomal ethanol-oxidizing system = MEOS)
  • Eliminasi
95 % melalui pemecahan metabolih, 5 % melalui udara yang diekspirasi, urine, feses, keringat, dan ASI

  1. Komplikasi
  1. Fisiologis dan patologis
  • Sistem saraf
Otak lansia menjadi lebih sensitif terhadap efek samping alkohol. Kondisi paling prevalensi adalah ensefalopati wernicke (karena defisiensi tiamin, cirinya : konfusi mental, disorientasi, ataksia, abnormalitas okular). Psikosis korsakoff (karena masalah SSP pada ingesti alkohol kronis, cirinya : kerusakan memori yang parah disertai konfabulasi, disorientasi, disorientasi intelektual secara umum)
  • Sistem gastrointestinal
  1. Berkurangnya sekresi mukus pada lansia menambah efek iritasi dari alkohol pada jaringan mukosa resiko terjadinya cedera lambung.
  2. Konsumsi alkohol jangka panjang mempengaruhi absorpsi, penggunaan dan penyimpanan nutrisi yang diingesti menyebabkan terjadinya defisiensi nutrisi
  3. Alkohol mempengaruhi gerakan peristaltik normal gejala defekasi yang tidak teratur, perdarahan gastrointestinal atau ulkus peptikum
  4. Berkurangnya metabolisme etanol menyebabkan hipoglikemia, hiperlipidemia, ketosis, asidosis, hiperurisemia
  5. Efek jangka panjang alkohol juga dapat menyebabkan :
  • Sirosis alkoholik
  • Pankreatitis akut atau kronis yang dicirikan dengan nyeriabdomen yang parah
  • Kanker mulut, faring, esofagus, hati
  • Sistem kardiovaskuler
  • Kardiomiopati alkoholik dan penyakit jantung
  • Hipertensi
  • karena efek merugikan dari etanol pada hematopoisis abnormalitas sel darah merah, sel darah putuh, dan trombosit anemia dan gangguan mekanisme pembekuan darah
  1. Psikososial
  • Senior squalor syndrom (kejorokan dan kelalaian diri tanpa dimensia atau penyakit kronis lainnya)
  • Sempoyongan (sakit kepala pada saat bangun tidur setelah minum minuman keras yang terlalu banyak) juga pinsan (tidak sadar)
  • Ketergantungan psikologis
  • Masalah-masalah kesehatan
  • Kecelakaan, masalah keuangan terkait alkohol
  • Masalah dengan pasangan atau kerabat
  • Masalah dengan teman atau tetangga

  1. Penatalaksanaan
  1. Pencegahan primer
Diarahkan pada penurunan insiden masalah alkohol pada lansia dan mengurangi resiko individu yang rentang dari terjadinya masalah penyalahgunaan alkohol awitan lambat. Targetnya adalah :
  • Kelompok perencanaan prapensiun dan pensiun
Fokus kelompok ini mencakup :
  1. Isu-isu transisi peran
  2. Peningkatan waktu luang dan managemen waktu
  3. Struktuisasi sktivitas sehari-hari
  4. Menentukan sifat-sifat dan akses kepada sumber-sumber yang ada di lingkungan dan komunitas
  • Penyuluhan berkaitan dengan alkohol dan bagaimana menghadapi stresor yang berhubungan dengan penuaan
Dapat membantu mencegah respon koping yang tidak efektif
Topik penyuluhan dapat meliputi :
  1. Masalah-masalah sekitar penatalaksanaan stres, berduka, kesepian, hidup sendiri, penurunan kesehatan, fisik sejalan dengan usia, masalah kematian dan menjelang ajal
  2. Penggunaan alkohol berlebih dapat menyebabkan inkoordinasi, jatuh, dan fraktur.
  3. Sifat dan efek samping penggunaan alkohol
  • Kelompok swabantu
  1. Pencegahan sekunder
Meliputi pengurangan prevalensi penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol melalui penemuan kasus secara dini, serta pengobatan segera dan efektif.
  1. Pencegahan tersier
Ditujukan pada penurunan keparahan konsekuensi alkohol dan disabilitas yang berhubungan dengan penyalahgunaan alkohol. Tujuan umum dari rehabilitasi adalah membantu seseorang memperoleh gaya hidup bebas alkohol, menggunakan metode koping dan pemulihan yang tepat, dan berpartisipasi dalam program pasca perawatan, engan tujuan memperbaiki kualitas hidup.

  1. Pengkajian pada lansia dengan alkohholisme
  • Tujuan pengkajian kesseluruhan adalah menentukan sifat dari penggunaan alkohol pada lansia untuk mengidentifikasi resiko kesehatan atau ketergantungan alkohol
  • Pengkajian tersebut meliputi pertanyaan tentang :
    1. Riwayat jatuh atau kecelakaan
    2. Dimensia awitan akut
    3. Gejala pengabaian termasuk defisiensi nutrisi dan penurunan berat badan
    4. Kehilangan atau perubahan keadaan hidup yang baru saja dialami seperti kematian orang terdekat
    5. Penggunaan tembakau
    6. Dan kebiasaan berolah raga
    7. Perubahan-perubahan terakhir pada perilaku atau kepribdian
    8. Episode kehilangan memori dan konfusi kambuhan
    9. Peningkatan isolasi sosial dan berada rumah sepanjang waktu
    10. Peningkatan argumentatif dan resistensi terhadap tawaran bantuan
    11. Melalaikan higiene personal
    12. Kebiasaan makan yang tidak teratur
    13. Gagal menepati janji
    14. Pengabaian program medis
    15. Ketidakmampuan untuk mengatur pendapatan
    16. Masalah-masalah hukum
    17. Masalah-masalah dengan tetangga
    18. Tes laboratorium
  • - glutamin transpeptidase
  • Volume korpuskular rata-rata
  • Enzim-enzim hati
  • Lipoprotein densitas tinggi

  1. Penatalaksanaan terapautik dan intervensi keperawatan
  1. Detoksifikasi : Sindrom Putus Alkohol
  • Melaporkan bahwa lansia menampilkan kompleksitas dan diversitas gejala putus alkohol yang lebih besar
  • Pemberian nutrisi yang tepat dengan berfokus pada devisiensi vitamin dan mineral (terutama tiamin dan magnesium)
  • Hidrasi larutan glukosa untuk mencegah hiperglikemia
  • Pemberian lingkungan yang aman
  • Pemberian obat-obatan benzodiazepin dengan waktu paruh singkat seperti lorazepam (ativan) atau oksazepam (serax)
  • Fokus intervensi selama periode putus alkohol dan detoksifikasi adalah memberikan lingkungan yang aman dan tenang
  • Pastikan istirahat yang adekuat
  • Mengurangi stimulus sensori dan kontak interpersonal
  • Memberikan jaminan dan orientasi relita dapat membantu mengurangi ansietas, disorientasi, dan konfulsi
  • Memantau tanda-tanda vital dan gejala lain (takikardi dan hipotensi)
  • Pencegahan kejang
  1. Periode paska putus obat
  • Perawat mengkaji keseriusan pola penggunaan alkohol pada klien seperti :
  • Keputusan untuk menghentikan
  • Mengurangi
  • Atau melanjutkan penggunaan alkohol
  • Memberikan health education pada lansia

Asuhan keperawatan Lansia Di Panti
  1. Tujuan Askep Lanjut Usia :
  • Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan :
  1. Peningkatan kesehatan
  2. Pencegahan penyakit
  3. Pemeliharaan kesehatan
Sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif sampai akhir hidup
  • Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lansia dengan jalan perawatan dan pencegahan
  • Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup lansia
  • Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang memiliki gangguan masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal

  1. Pengkajian Pada Lansia Di Panti
Tujuan pengkajian pada lansia adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan keterbatasan klien sehingga intervensi yang efektif dan dapat diberikan untuk meningkatkan fungsi opitimal dan mencegah ketidakmampuan dan ketergantungan.

  1. Pengkajian Riwayat Kesehatan (Pengumpulan Data)
  1. Identitas atau data biografi klien
Nama, TTL, pendidikan terakhir, golongan darah, agama, status perkawinan, TTB/BB, penampilan umum, ciri-ciri tubuh, jenis kelamin, alamat, telpon, orang ang paling dekat dihubungi, hubungan orang tersebut dengan lansia, alamat dan jenis kelamin orang tersebut
  1. Riwayat keluatga (Genogram)
  1. Pasangan : hidup/ mati, kesehatan, umur, pekerjaan, alamat, sebab kematian, tahun meninggal
  2. Anak : hidup/ mati, nama, alamat, kematian, tahun meninggal, penyebab kematian
  1. Riwayat pekerjaan
Status pekerjaan saat ini, pekerjaan sebelumnya, sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan, alamat pekerjaan, jarak tempat kerja dari rumah, alat transporttasi
  1. Riwayat lingkungan hidup
Type tempat tinggal/ panti, jumlah kamar, jumlah tingkat, jumlah orang yang tinggal di rumah/ panti, kebersihan dan penataan kamar, kondisi ventilasi, derajat privasi, tetangga terdekat, alamat, telepon, kondisi panti
  1. Riwayat rekreasi
Hobby/ minat, keanggotaan organisasi, liburan perjalanan, perasaan pasien dengan kegiatan di panti, kegiatan di panti
  1. Sumber atau sistem pendukung yang digunakan
Dokter, perawat, bidan, fisioterapi, sistem rujukan RS, klinik, yankes lain, jarak dari panti atau rumah, yankes di rumah atau panti, makanan yang dihantarkan, perawatan sehari-hari oleh keluarga
  1. Kebiasaan ritual
Agama, istirahat tidur, kebiasaan ibadah, kepercayaan, ritual makan
  1. Status kesehatan saat ini
Status kesehatan selama 1-5 tahun yang lalu, keluhan kesehatan utama (PQRST), pengetahuan/ pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan, derajat keseluruhan fungsi relative terhadap masalah kesehatan dan diagnosa medis, alasan masuk panti :
  1. Obat-obatan : nama dan dosis obat, waktu dan cara penggunaan, dokter yang memberi, tanggal resepdan masalah karena obat-obatan
  2. Status imunisasi : tanggal terbaru imunisasi tetanus, difteria, PPD, influenza, dll
  3. Alergi (catat agen dan reaksi spesifik) : obat, makanan, kontak substansi, faktor lingkungan
  4. Penyakit yang diderita
  5. Nutrisi : diet 24 jam, riwayat peningkatan dan penurunan BB, masalah dalam pemenuhan nutrisi, kebiasaan
  1. Status kesehatan masa lalu
Penyakit masa kanak-kanak, penyakit serius atau kronik, trauma, perawatan di RS (alasan masuk, tanggal, tempat, lamanya, dokter, perawat), operasi (jenis, tempat, alasan, dokter, hasil, perawat), riwayat obstetrik
  1. ADL (activity daily leavig)
Menukur kemampuan lansia untuk melakukan aktifitas sendiri secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien, menimbulkan emilihan intervensi yang tepat. Kemandirian pada aktifitas kehidupan sehari-hari dapat diukur dengan menggunakan INDEKS KATZ. Indeks kemandirian pada aktifitas sehari-hari berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau tergantung dari klien dalam mandi, berpakaian, pergi ke kamar mandi, berpindah, kontinen dan makan.

INDEKS KATZ
Skore
Kriteria
A
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi
B
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut
C
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D
Kemandirian dalam semua aktifitas hidu sehari-hari, kecuali mandi dan berpakaian, dan fungsi tambahan
E
Kemandirian dalam semua aktifitas hidu sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu funsi tmbahan
F
Kemandirian dalam semua aktifitas hidu sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, berpindah dan satu fungsi tambahan
G
Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain2
Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, F dan G

Psikologi lansia meliputi :
  1. Persepsi klien terhadap penyakit
  2. Konsep diri
  3. Kestabilan emosi
  4. Kemampuan adaptasi lansia
  5. Mekanisme pertahanan diri
  1. Tinjauan sistem
Kaji ada tidaknya tanda-tanda atau setiap gejala berikut ini :
  1. Keadaan umum
Kelelahan, perubahan BB setahun lalu, perubahan nafsu makan, demam, keringet malam, kesulitan tidur, sering pilek dan infeksi, penilaian diri terhadap seluruh status kesehatan, kemampuan melakukan ADL, tingkat kesadaran (kualitatif dan kuantitatif), TTV
  1. Pemeriksaan B1-B6
  2. Sistem immune
Kerentangan dan seringnya terkena penyakit, riwayat imunisasi
  1. Sistem gastrointestinal
Disfagia, tidak dapat mencerna, nyeri ulu hati, pembesaran hepar, mual-muntah, hematemesis, perubahan nafsu makan, intoleransi makan, ulkus, nyeri, ikterik, benjolan, perubahan kebiasaan defekasi, diare, konstipasi, melena, hemoroid, perdarahan rectum, pola defekasi biasanya
  1. Sistem reproduksi
  1. Pria : lesi, rebas, nyeri testikuler, masalah prostat, penyakit kelamin, perubahan hasrat seksual, impotensi, masalah aktifitas sosial
  2. Wanita : lesi, rebas, dispareunia, perdarahan pasca senggama, nyeri pelvic, sistokel/ rektokel/ prolaps, penyakit kelamin, infeksi, masalah aktifitas seksual, riwayat menstruasi, pemeriksaan pap smear
  1. Sistem persyarafan
Sakit kepala, kejang, sinkope/ serangan jatuh, paralysis, paresis, masalah koordinasi, tic/ tremor/ spasme, parestesia, cedera kepala, masalah memori
  1. Psikososial
Cemas, depresi, insomnia, menangis, gugup, takut, masalah dalam mengambil keputusan, kesulitan berkonsentrasi, pernyataan perasaan umum mengenai keputusan/ frustasi mekanisme koping yang biasa, stress saai ini, masalah tentang kematian dan kehilangan, dampak penampilan ADL
  1. Status Kognitif/ Afektif/ Sosial
  1. Menggunakan Short Portable Mental Status Questionere (SPMSQ) untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusaka intelektual, terdiri dari 10 hal yang mengetes orientasi, memoridalam hubungannya dengan kemampuan perawatandiri, memori jauh, kemampuan matematis.

Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Skore
No
Pertanyaan
Jawaban
+


1
Tanggal berapa hari ini?



2
Hari apa sekarang? (hari, tanggal, tahun)



3
Apa nama tempat ini



4
Berapa nomer telepon anda



4a
Dimana alamat anda? (tanyakan bila lansia tidak punya nomer telepon)



5
Berapa umur anda?



6
Kapan anda lahir?



7
Siapa presiden indonesia sekarang?



8
Siapa presiden sebelumnya?



9
Siapa nama (gadis) anda dulu?



10
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun



Jumlah Kesalahan Total


Penilaian SPMSQ
  1. Kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh
  2. Kesalahan 3-4 : fungsi intelektual ringan
  3. Kesalahan 5-7 : fungsi intelektual sedang
  4. Kesalahan 8-10 : fungsi intelektual berat

  1. Dimaklumi jika lebih dari 1 kesalahan bila lansia hanya berpendidikan sekolah daras atau sederajat
  2. Dimaklumi jika lebih dari 1 kesalahan untuk lansia kulit hitam dengan menggunakan kriteria pendidikan yang sama

  1. Dapat pula menggunakan Mini Mental State Exam (MMSE). Nilai kemungkinan paling tinggi adalah 30, nilai 21 atau kurang menunjukkan adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut.

Mini Mental State Exam (MMSE)
Nilai Max
Pasien
Pertanyaan
Orientasi
5

Tahun, musim, tanggal, hari, bulan apa sekarang?
5

Dimana kita : negara bagian, wilayah, kota, rumah sakit, panti
Registrasi
3

Nama 3 objek : 1 detik untuk mengatakan masing2 kemudian tanyakan klien ketiga objek tersebut, setelah menanyakannya beri 1 poin untuk setiap jawaban yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari ketiganya. Jumlahkan percobaan dan catat.
Percobaan : .........................................
Perhatian dan Kalkulasi
5

Seri 7”, 1 poin untuk setiap kebenaran. Berhenti setelah jawaban 5 jawaban. Bergantian eja “kata” kebelakang
Mengingat
3

Meminta untuk mengulang ketiga objek di atas. Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
Bahasa
9

Nama pensil dan melihat (2 poin)
Mengulang hal berikut : tak ada jika, dan, atau tetapi (1 poin)


Nilai Total

  • Ikutilah perintah 3 langkah : ambil kertas ditelapak tangan kanan anda, lipat dua, dan taruh di lantai (3 poin)
  • Baca dan turuti hal berikut : tutp mata anda (1 poin)
  • Tulis satu kalimat (1 poin)
  • Menyalin gambar (1 poin)
  • Kaji tingkat kesadaran sepanjang kontinum

Composmentis

Apatis

Somnolen

suporus

koma

  1. Alat untuk mengukur status afektif digunakan untuk membedakan jenis depresi serius yang mempengaruhi fungsi-fungsi dari suasana hati rendah umum pada banyak orang. Depresi adalah umum pada lansia dan sering dihubungkan dengan kacau mental dan disorientasi. Pemeriksaan status mental tidak dengan jelas membedakan antara depresi dan dimensia, sehingga pengkajian afektof adalah alat tambahan yang penting. Inventaris Depresi Beck berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan sikap yang berhubungan dengan depresi.

Inventaris Depresi Beck
Skore
Uraian
  1. Kesedihan
3
Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2
Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1
Saya merasa sedih atau galau
0
Saya tidak merasa sedih
  1. Pesimisme
3
Saya merasa masa depan saya adalah sia2 dan sesuatu tidak dapat membaik
2
Saya merasa tidak punya apa2 untuk memandang kedepan
1
Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0
Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
  1. Rasa Kegagalan
3
Saya merasa benar2 gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri)
2
Seperti melihat kebelakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanyalah kegagalan
1
Saya merasa saya gagal melebihi orang pada umumnya
0
Saya tidak merasa gagal
  1. Ketidakpuasan
3
Saya tidak puas dengan segalanya
2
Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1
Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0
Saya tidak merasa tidak puas
  1. Rasa Bersalah
3
Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berguna
2
Saya merasa sangat bersalah
1
Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0
Saya tidak merasa benar2 bersalah
  1. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3
Saya benci diri saya sendiri
2
Saya muak dengan diri saya sendiri
1
Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0
Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
  1. Membahayakan Diri Sendiri
3
Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2
Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1
Saya merasa lebih baik mati
0
Saya tidak mempunyai pikiran megenai membahayakan diri sendiri
  1. Menarik Diri Dari Sosial
3
Saya telah kehilangab semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada mereka semuanya
2
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan pada mereka
1
Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0
Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
  1. Keragu-raguan
3
Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2
Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1
Saya berusaha mengambil keputusan
0
Saya membuat keputusan yang baik
  1. Perubhan Gambaran Diri
3
Saya merasa bahwa saya jelek atau menjijikkan
2
Saya merasa bahwa ada perubahan2 yang permanen dalam penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1
Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0
Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
  1. Kesulitan Kerja
3
Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1
Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0
Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
  1. Keletihan
3
Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2
Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1
Saya lelah lebih dari yang biasanya
0
Saya tidak lebih lelah dari biasanya
  1. Anoreksia
3
Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2
Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1
Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0
Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Penilaian :
0-4 depresi tidak ada atau minimal
5-7 depresi ringan
8-15 depresi sedang
>16 depresi berat

  1. Selain itu skala depresi lansia dapat diukur dengan menggunakan Skala Depresi Geriatrik Yesavage dengan penilaian jika kjawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1 (nilai poin untuk setaiap respon yang cocok dengan jawaban ya atau tidak setelah pertanyaan). Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.

Skala Depresi Geriatrik Yesavage, bentuk singkat
  1. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? (tidak)
  2. Sudahkan anda mengeluarkan aktivitas dan minat anda? (ya)
  3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (ya)
  4. Apakah anda sering bosan? (ya)
  5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu? (tidak)
  6. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? (ya)
  7. Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? (tidak)
  8. Apakah anda lebih suka tinggal dirumah pada malam hari, dari pada pergi melakukan sesuatu yang baru? (ya)
  9. Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak masalah dengan ingatan anda dari pada yang lain? (ya)
  10. Apakah anda berfikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini? (tidak)
  11. Apakah anda merasa anda sangat tidak berguna dengan keadaan anda sekarang? (ya)
  12. Apakah anda merasa penuh berenergi? (tidak)
  13. Apakah anda berfikir bahwa situasi anda tak ada harapan? (ya)
  14. Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari pada anda? (ya)

  1. Pengkajian status sosial lansia dapat diukur dengan menggunakan APGAR keluarga. Penilaian : jika pertanyaan2 yang dijawab selalu (poin 2), kadang-kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0)

APGAR Keluarga
No
Fungsi
Uraian
Skore
1
Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya

2
Hubungan
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya

3
Pertumbuhan
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru

4
Afeksi
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai

5
Pemecahan
Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya menyediakan waktu bersama-sama


  1. Diagnosa Keperawatan Pada Lansia Dengan Alkoholisme
  1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan efek penyalahgunaan alkohol dan konsekuensi dari ketergantungan aklohol
  2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan perubahan-perubahan dan interaksinya dengan asupan alkohol
  3. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis (pola penggunaan alkohol)
  4. Perubahan konsep diri berhubungan dengan penggunaan alkohol
  5. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penyalahgunaan alkohol
  6. Perubahan persepsi dan kognitif berhubungan dengan sindrom putus alkohol

  1. Hasil Yang Diharapkan
  1. Klien berpartisipasi dalam pengobatan dan menjauhi alkohol
  2. Klien menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan alkohol
  3. Klien mendiskusikan dampak penuaan pada penggunaan alkohol
  4. Klien melaporkan membaiknya hubungan keluarga
  5. Klien terlibat dalam aktivitas di waktu luang yang memberikan kesempatan untuk mengalami konsep diri yang lebih positif
  6. Melaporkan keinginan menjauhi penggunaan alkohol setelah detoksifikasi

  1. Intervensi Keperawatan
  1. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis (pola penggunaan alkohol)
Kriteria Hasil :
  • Menunjukkan kembali daya ingat dan kemampuan berfungsi seperti semula
  • Berkomunikasi secara efektif
  • Melaporkan hilangnya distorsi visual atau auditorius
  • Memajankan pemahaman bahwa alkohol adalah penyebab/ mempengaruhi perubahan persepsi
Intervensi :
  1. Lakukan observasi secara ketat : jangan meninggalkan tanpa pengawasan, pindahkan barang-barang dari lingkungan dimana pasien dapat menggunakannya untuk melukai diri sendiri dan atau orang lain
R/ alkohol dapat mengubah pikiran, merupakan suatu anastesi dan pasien dapat melukai diri sendiri dengan keinginan untuk melompat keluar jendela, dan sebagainya. Demi keamanan dan perlindungan, pindahkan benda yang dapat melukai diri sendiri dan orang lain
  1. Antisipasi berbagai bentuk tingkah laku yang tidak dapat diperkirakan dan berhato-hati untuk hal yang tidak terduga
R/ penggunaan alkohol dapat mengarah pada pikiran yang aneh/ respon yang tidak terduga
  1. Beritahu pasien bahwa pikiran dan perasaan yang sekarang merupakan hasil dari penggunaanalkohol
R/ informasi ini mungkin berguna bagi pasien yang dapat menerimanya, namun dapat menyebabkan agitasi
  1. Izinkan pasien untuk tidur kapanpun bila memungkinkan
R/ tidur dapat memberikan waktu bagi alkohol untuk keluar dari sistem
  1. Catat perubahan wicara. Rujuk pada hilangnya kemampuan wicara sementara
R/ mutisme dan kekacauan mental dapat terjadi, dan informasi mungkin menjamin pasien bahwa masalah yang timbul adalah akibat obat-obatan dan hal ini dapat meningkat sejalan dengan waktu. Catatan : pendekatan “bicara lambat” dapat mengagitasi pasien dan harus digunakan dengan kewaspadaan
  1. Antisipasi kebutuhan pasien dan sediakan lebih banyak waktu bagi pasien memberikan tanggapan atas pertanyaan dan atau komentar yang diperlukan
R/ dapat mengurangi kebutuhan untuk berkomunikasi pada saat timbulnya keinginan atau gangguan daya ingat. Waktu yang adekuat akan memberikan ekspresi penuh. Catatan : waspadai sentuhan atau kedekatan fisik dapat meningkatkan ansietas dan agitasi

Daftar Pustaka
Doenges, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Maryam, R. Siti, Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika
Mubarok, Iqbal Wahit, Santoso, Bambang Adi, Rozikin, Khoirul. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto
Nugroho, Wahyudi. 1999. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC
Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC
Watson, Roger. 1997. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC